Cara Menulis Opini yang Baik dan Mudah Dilakukan - Nino Artikel

Cara Menulis Opini yang Baik dan Mudah Dilakukan

Beragam cara dapat anda lakukan untuk menyalurkan hobi menulis. Entah itu tulisan fiksi, non-fiksi, ilmiah atau pun non-ilmiah. Kategori yang bervariasi memudahkan bagi siapa saja yang ingin mengutarakan gagasan atau ide lewat seni komunikasi jenis karya tulis ini.

Bagi yang menggemari tulisan non-fiksi, opini dapat menjadi pilihan tepat. Opini merupakan jenis tulisan yang digunakan sejumlah penulis untuk mengutarakan pendapat subjektif terhadap tulisan lain dengan menggunakan rujukan sebagai landasannya.

Lantas bagaimana cara menulis opini? Berikut, beberapa tips atau cara menulis opini yang baik, menarik dan mudah dilakukan.
Cara Menulis Opini yang Baik dan Mudah Dilakukan
Cara Menulis Opini
Mengetahui Masalah yang Akan Dibahas

Walaupun anda akan menuliskan opini terhadap tulisan lain, anda harus tetap mengetahui masalah yang hendak dibahas. Jangan hanya asal tulis tanpa benar-benar menguasai topik nya.

Dengan mengenal dan mempelajari masalah yang akan ditulis, anda tak hanya mudah menulis opini, tetapi juga dengan sedikit resiko, mengingat apa yang anda tulis akan dimintai pertanggung jawabannya.

Bayangkan betapa bingungnya anda saat harus menjawab pertanyaan yang tak benar-benar anda kuasai.

Sebagai langkah awal, cari persoalan atau topik yang dekat dengan anda. Setelah itu cari referensi literatur untuk menguatkannya.

Punya Gagasan yang Sarat akan Argumentasi

Bukan berarti anda mencari atau mengangkat gagasan yang dapat menimbulkan keributan. Argumentasi merupakan alasan untuk menolak atau memperkuat opini.

Tentu saja alasan-alasan tersebut tidak membuat anda terombang-ambing. Oleh karena itu, para penulis opini dianjurkan agar mencari literasi atau rujukan valid yang dapat menguatkan argumentasinya.

Jangan malas melakukan kroscek terhadap sumber literasi, apalagi sekarang sedang marak kasus hoaks (hoax) yang sering memicu keributan.

Paham dan Menguasai teknik Penulisan

Menguasai teknik penulisan akan memberikan dampak signifikan terhadap mutu argumentasi atau pesan yang anda sampaikan melalui opini. Seperti karya tulis ilmiah lainnya, opini juga mempunyai kaidah yang harus anda taati dan sepakati.

Secara garis besar, opini terdiri atas pembuka, isi, dan penutup. Anda dapat menyusun materi apa saja yang akan diutarakan.

Karena opini termasuk dalam tulisan populer, sebaiknya anda menggunakan kosakata umum yang mudah dipahami seluruh lapisan masyarakat dan menggunakan kalimat-kalimat pendek nan efektif.

Memainkan Bahasa yang Menarik Pembaca

Opini disebut sebagai tulisan pendek karena hanya memuat maksimal 5.000 kata. Dengan kapasitas yang terbatas, anda harus memaksimalkan nya sebaik mungkin. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah memainkan kata-kata yang mengesankan urgensi atau bahaya.

Hal ini tak jarang membuat opini yang anda angkat begitu kontroversi, terutama untuk isu-isu sensitif atau yang sedang ramai diperbincangkan.

Namun sekali lagi, anda harus memastikan opini yang ditulis sudah menggunakan landasan kuat atau data valid agar terlihat semakin meyakinkan.

Memiliki Kemampuan Memilah materi Tulisan

Jika anda mendapatkan referensi dalam jumlah banyak, maka pilih yang paling baru dan akurat. Selain itu, kalau ada materi yang menurut anda tidak bisa menguatkan tulisan, ada baiknya dibuang atau disimpan untuk bahan opini selanjutnya.

Proses pilah-memilah ini akan mempertajam kemampuan menulis opini dan mengasah ketelitian anda dalam mengembangkan gagasan atau argumentasi yang hendak diangkat.

Kesimpulan

Apabila anda berencana mengirimkan opini ke media massa, kenali dahulu karakteristik media yang dituju. Dengan begitu, kemungkinan dimuat nya opini anda akan jauh lebih besar.

Itu lah beberapa cara menulis opini yang bisa saya bagikan untuk anda. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung.

Suka dengan blog ini? Subscribe dan dapatkan artikel terbaru lainnya langsung ke email anda:

10 Responses to "Cara Menulis Opini yang Baik dan Mudah Dilakukan"

  1. Mantap mas.. memahami karakteristik medianya terlebih dahulu baru kirim opini, jadi tidak aasal kirim ya.. harus dipraktekan ini... Makasih pencerahannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih juga kang Maman sudah mampir. Betul banget kang, karena tiap media massa baik cetak atau online, punya standarisasi masing2 untuk menilai baik dan buruknya suatu opini.

      Hapus
  2. Setuju dengan mas Nino, saya sekarang masih belajar bagaimana menulis opini yang baik. Karena menulis adalah kebebasan maka jangan sampai kebablasan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sangat setuju kang Riyan. Bebas menulis opini bukan berarti asal melempar opini ke ruang publik. Salah2 beropini malah bisa bikin rugi orang lain dan diri sendiri.

      Hapus
  3. Saya masih harus belajar banyak nih menulis opini. Seringkali sudah sampai di pertengahan tulisan temanya berpindah, sehingga tulisannya bukan satu tema malah jadi dua atau tiga tema atau pokok bahasan. Butuh latihan terus-menerus agar bisa menulis opini dengan baik. Dan seringkali saya tidak bisa membedakan mana yang opini dan mana yang gosip...hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gosip masuk kategori artikel populer setau saya. Kalau kang Dody sebelum nulis artikel opini buat kerangka artikel nya lebih dulu, mudah2an satu pembahasan nggak jadi dua atau tiga lagi nantinya. Hehe..

      Hapus
  4. wahhh bener banget tuh mas, kalau menulis tapi tidak tahu apa yang ditulis pasti bakal blank... dan jadi tulisan tidak bermanfaat... opini maksud saya dalam tulisan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe iya. Terpenting untuk menulis opini adalah memiliki landasan yang kuat (data dan fakta). Memiliki landasan yang kuat bukan berarti mencari keributan atau masalah, tapi seperti yang sudah disampaikan di artikel atas.

      Hapus
  5. Opini tidak jauh-jauh dari kata "Berdebat".
    Kalau mau berdebat, persiapkan segala sesuatu seperti ilmu, wawasan dan pengetahuan di bidang tersebut sampai ke akar-akarnya, baru "diperbolehkan" untuk berdebat.
    Dengan persiapan yang matang, maka kemungkinan malu karena "tersuduti" oleh argument lawan, -- bisa diminimalisirkan dengan baik berkat persiapan diatas.
    Hahahaaa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha debat boleh aja, tapi kalau memang lawan debat mengatakan hal yang tepat, kita harus mengakuinya. Menurut saya; sebaik-baik berdebat, adalah melempar opini. :D

      Hapus

Silakan tulis komentar sesuai dengan pembahasan. Dilarang spam komentar dan menyertakan link aktif.